Klikdokter.com - Merokok
merupakan salah satu ancaman kesehatan yang besar. Merokok dapat
menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh. Terdapat kurang lebih
250 bahan berbahaya yang terkandung di dalam rokok, diantaranya hidrogen
sianida, karbon monoksida dan amonia. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, dimulai dari penyakit saluran pernafasan, sampai meningkatkan risiko kanker.
Bahaya rokok yang begitu besar,
menyebabkan pembuat regulator dan ilmuwan mencari cara yang aman untuk
mengurangi angka perokok. Usaha yang telah dilakukan dimulai dari
berbagai regulasi tentang tempat merokok, pencantuman peringatan bahaya merokok dan gambar ancaman penyakit akibat rokok
yang dipasang pada bungkus rokok. Namun sepertinya berbagai langkah
tersebut masih jauh dari kata berhasil. Salah satu terobosan terakhir
untuk menurunkan bahaya merokok adalah dengan rokok elektronik. Rokok
elektronik diharapkan dapat menjadi jawaban dalam mengurangi angka
perokok dan pada akhirnya mengurangi berbagai komplikasi rokok.
Apa itu rokok elektronik?
Rokok elektronik adalah sebuah alat yang
mengeluarkan uap berisi nikotin. Rokok elektronik ini tidak
menghasilkan asap rokok yang banyak mengandung bahan beracun. Seperti
kita ketahui asap rokok mengandung berbagai zat yang tidak hanya
berbahaya bagi sang perokok, namun juga berbahaya bagi orang lain disekitar perokok yang menghirupnya (perokok pasif). Rokok elektronik menggunakan cairan yang mengandung nikotin pada konsentrasi tertentu.
Menelisik riwayat rokok elektronik, maka
kita harus kembali ke sekitar tahun 1960an. Herbert A. Gilbert
mencetuskan sebuah ide untuk merokok tanpa menggunakan tembakau dan
tidak berasap. Alat ini menggunakan cairan nikotin dan diuapkan, namun
alat ini tidak sempat menyentuh pasar komersil. Hon Lik, seorang ahli
farmasi Cina, digadang sebagai orang yang berjasa dibalik penemuan rokok
elektronik pertama. Sejak saat itu, dimulailah berbagai perkembangan
rokok elektronik di dunia.
Pro-kontra rokok elektronik
Sebuah penemuan yang baru tentu tidak
akan lepas dari pro dan kontra. Sampai saat ini belum ada penelitian
skala besar yang menyimpulkan keamanan dan memaparkan efek samping
jangka panjang dari rokok elektronik ini. Rokok elektronik dipercaya
dapat membantu perokok yang ketergantungan nikotin tanpa meracuni tubuh dengan asap rokok.
Namun apakah masalahnya sesederhana itu?
Sepertinya tidak. Walaupun belum ada penelitian skala besar yang
memaparkan bahaya rokok elektronik, beberapa pihak merasa bahwa jawaban
dari ketergantungan rokok adalah dengan berhenti merokok, bukan malah
berganti ke jenis lain dari pemberian nikotin. Perokok disarankan untuk
berhenti merokok secara bertahap dengan sementara menggunakan alat
seperti, nicotine patch, bukan dianjurkan beralih ke rokok elektronik.
Selain itu, menurut laporan Food and Drug Administration (FDA), beberapa
komposisi dari uap rokok elektronik mungkin berbahaya, walaupun tidak
dipaparkan secara jelas jenis komposisinya.
Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang.
Sepertinya rekomendasi pasti tentang rokok elektronik masih memerlukan
penelitian lebih lanjut. Namun, satu hal yang sudah pasti, bahwa merokok batang tembakau berbahaya untuk kesehatan Anda! Cobalah untuk berhenti merokok secara perlahan atau carilah pusat pertolongan untuk berhenti merokok di sekitar Anda