Anak-anak ternyata lebih bisa memahami
sesuatu melalui manga dan anime. Hal ini penting untuk perkembangan
pemahaman bacaan dan keterampilan berpikir kritis, meskipun acara-acara
televisi untuk anak sekarang tampak seperti sampah yang mengacaukan
pikiran yang sedang berkembang ini. Banyak acara televisi untuk anak
tidak terlalu mementingkan hikmah yang bisa diambil oleh anak, lihat
saja kartun spongebob yang terus-menerus ditayangkan ulang.
Di Jepang, jenis masalah yang sama
timbul dengan anak-anak yang ternyata menjadi terobsesi dengan manga dan
anime. Orangtua mungkin bersikeras mencoba untuk menyingkirkan komik
dan memberikan buku-buku ilmu pengetahuan yang membosankan. Namun,
menurut salah satu profesor di Universitas Tama, Yuichi Higuchi, dalam
esai pendeknya berjudul “Apakah Anda seorang Orang Tua yang Gagal? yang
selalu menjauhkan anak-anak dari manga dan anime mereka adalah hal yang
mengerikan untuk dilakukan!.”
Mari kita mulai dengan manga. Menurut
Profesor Higuchi, membaca dan membaca ulang manga yang sama berkali-kali
adalah cara terbaik bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan
bahasa mereka secara alami. Hal ini mengacu pada lebih dari sekedar
pemahaman dasar tentang plot cerita pada manga, yang umumnya dapat
dicapai setelah melakukan metode membaca cepat. Bagi seorang anak untuk
menangkap makna yang lebih dalam di sebuah manga anak perlu memahami
frase dan visualisasi secara tepat dan seimbang yang setidaknya
memerlukan dua atau tiga membaca agar mereka memahami jalan cerita. Hal
ini pastinya tidak dapat dilakukan pada buku-buku yang tidak disukai
anak.
Setiap kali anak membaca ulang manga
pilihan mereka, ada sesuatu yang baru yang mereka temukan. Kata-kata dan
pola bicara membuat sedikit lebih masuk akal dan bermakna. Setiap kali
anak membaca cerita kemampuan untuk memahami mereka mengembang sedikit
demi sedikit. Mereka dapat belajar secara alamiah jika melakukan sesuatu
yang mereka cintai, jadi mengapa tidak menunjukkan beberapa dorongan
ketika mereka mengesampingkan buku mereka untuk komik yang sudah usang?
Tapi bagaimana dengan anime? Setidaknya
dengan manga, anak-anak Jepang pastinya sedikit medapatkan latihan
kanji, ya? itu mungkin kata orang tua yang strick yang selalu
berpendapat negatif tentang aktivitas yang paling disukai anak-anak.
Anime menggunakan gambar untuk menyampaikan ceritanya, daripada
tulisan. Namun, Profesor Higuchi menegaskan bahwa anime juga memiliki
cara meningkatkan pemahaman bacaan anak. Rahasianya adalah menyediakan
diskusi yang mengarah ke pemikiran kritis.
Jika anak-anak Anda menyukai anime, maka
mereka akan senang untuk berbagi pengalaman dengan Anda dan berbicara
tentang hal itu. Melibatkan mereka dalam sesuatu yang mereka cintai bisa
dapat sangat menyenangkan dan baik untuk hubungan orang tua dan
anak. Yang dibutuhkan adalah beberapa pertanyaan sederhana seperti, “Apa
bagian yang paling menarik?” Pertanyaan seperti itu akan merangsang
otak mereka menggodok beberapa perbandingan dan penilaian antar adegan
di anime. Dengan ini pastinya anda setuju bahwa anime dapat memacu anak
untuk melatih berpikir kritis.
Selain itu, anime sangat drastis dapat
memperluas kosakata anak. Tidak semua yang muncul adalah kata-kata tidak
patut seperti Naruto “Teknik Harem” karena jika mengenyampingkan hal
tersebut anak mendapatkan kesempatan besar untuk mengembangkan
ketrempilan berbahasa mereka dengan menyukai melihat manga dan anime.