09/12/2017

Perkembagan Blockchain di Indonesia



Sebagai negara yang sangat luas, Indonesia menghadapi dua tantangan utama di tengah berkembang pesatnya ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu mendesaknya keberadaan infrastruktur yang terpadu dan kredibilitas tata kelola berbagai sektor

Kurangnya infrastruktur usaha, tingginya kasus korupsi di banyak sektor dan masih kerap ditemuinya kesalahan manusia (human error) dalam pengelolaan data – baik di sektor pemerintahan maupun swasta – adalah faktor-faktor yang turut membentuk reputasi Indonesia di mata masyarakat global.






Teknologi blockchain dilahirkan sebagai respon atas kekhawatiran sejumlah pihak terhadap cara kerja software yang tersentralisasi.

Teknologi ini lahir pada tahun 2009 bersamaan dengan munculnya Bitcoin – mata uang virtual yang menjadi tren saat ini.

Teknologi blockchain adalah teknologi yang mendasari berjalannya Bitcoin tanpa bergantung kepada server terpusat dan dengan demikian terhindar dari risiko downtime.

Sistem blockchain hadir dengan mengubah pendekatan yang sentralistik menjadi terdesentralisasi.
Pada prinsipnya, teknologi blockchain mengkondisikan setiap server yang menjalankan software ini membentuk konsensus jaringan secara otomatis untuk saling mereplikasi data transaksi dan saling memverifikasi data yang ada.

Teknologi blockchain memungkinkan konsensus jaringan untuk mencatat dan memvalidasi setiap transaksi sehingga data yang sudah masuk tidak dapat dipalsukan, hilang atau rusak sehingga tidak dapat dimanipulasi oleh penyedia jaringan.

Perbedaannya, hanya pihak berwenang yang dapat mengakses informasi transkasi di buku kas bank, sementara transaksi melalui blockchain dapat dilihat oleh semua pengguna karena informasi yang dikumpulkan juga didistribusikan ke semua orang yang menjalankan server.

ada perkembangannya, teknologi blockchain juga dimanfaatkan oleh sektor lain. Sony Global Education bekerja sama dengan IBM menerbitkan artikel dan ijazah dalam jaringan blockchain sehingga ijazah tersebut tidak dapat dipalsukan, rusak atau hilang.

Di sektor kesehatan, penerapannya dilakukan dalam skala yang lebih luas oleh beberapa negara, salah satunya Estonia.

Catatan atau rekam medis satu pasien di rumah sakit A dapat diakses oleh rumah sakit B ketika pasien tersebut dirawat di rumah sakit B, dalam waktu singkat karena sudah tercatat dalam jaringan blockchain.

Di sektor pangan, IBM melakukan kolaborasi dengan produsen dan distributor makanan untuk mengurangi kontaminasi dalam rantai suplai global.

Melalui blockchain, transaksi pangan di seluruh dunia dapat terhimpun secara masif, sehingga jika terjadi kasus kontaminasi makanan, maka sangat mudah bagi otorita terkait untuk melacak sumbernya dan melakukan isolasi cepat.

Blockchain dalam beberapa tahun ke depan dapat diharapkan terimplementasi di pasar negara berkembang seperti Indonesia dan negara lainnya.

Ujicoba tersebut berfokus pada aplikasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat miskin. Saat ini banyak yang sedang mengembangkan dan akan segera meluncurkan Daftar Dampak, untuk menyediakan tempat penyimpanan prakualifikasi, kasus penggunaan asli untuk negara-negara berkembang.

Berikut beberapa contoh manfaat blockchain yang digunakan di beberapa sektor.

1. Jasa keuangan : sektor bergerak tercepat adalah fintech, atau aplikasi layanan keuangan. Banyak di antaranya ditujukan untuk orang yang belum tersentuh bank dan tersebar di pelosok. Singapura dan Malaysia telah menyiapkan peraturan untuk mengembangkan solusi blockchain dengan bermitra pada penyedia industri dan teknologi. Demikian pula, pemerintah China sangat mendukung penerapan teknologi blockchain. Manfaat blockchain pada sektor fintech akan sangat banyak kedepannya.
Beberapa startup fintech di negara berkembang telah menggali manfaat blockcain untuk kebutuhan layanan mereka. Sebagai contoh, BitPesa, sebuah jasa sistem pembayaran di Kenya, Afrika yang sedang tumbuh pesat. Mereka menargetkan pada bisnis agar mudah melakukan pembayaran kepada karyawan, distributor, dan pemasok.Banqu menggunakan teknologi blockchain untuk memudahkan transaksi keuangan kepada pengungsi, orang-orang terlantar, dan orang-orang miskin.
 
2. Jasa Pengiriman uang : Blockchain tampaknya berpotensi digunakan dalam menurunkan biaya verifikasi saat menawarkan layanan remittance. Jasa pengiriman uang terus berkembang, beberapa layanan keuangan berbasis blockchain dapat membantu menyelesaikan transfer tunai secara mobile tanpa biaya nol.Pengirim uang tunai dapat memilih jumlah yang akan ditransfer dalam mata uang mereka dan jumlah yang akan diterima dalam mata uang penerima. Manfaat blockchain untuk pengiriman uang dengan melakukan desentralisasi. Dengan demikian, seluruh perusahaan remittance dapat menurunkan biaya jasa pengiriman uang. Khususnya untuk Indonesia, para jasa remittance dapat lebih bersaing dan mengembangkan bisnis mereka secara internasional.

3. Perdagangan energi P2P : Sektor lain yang berkembang pesat adalah perdagangan energi peer-to-peer. Sektor bisnis ini menawarkan kesempatan bagi orang miskin untuk mengakses energi terbarukan dan memperdagangkannya.Jika pengguna membutuhkan listrik, mereka hanya menambahkan saldo uang digital untuk membeli listrik dari siapapn yang menjual. Untuk para penjual listrik, saldo dalam dompet mobile bisa digunakan untuk membeli barang di toko-toko lokal.Demikian pula, Australian Power Ledger menggunakan teknologi blockchain untuk memungkinkan individu yang menghasilkan energi dengan energi terbarukan (yaitu atap photovoltaic arrays) untuk menjual listrik surplus ke tetangga mereka. Dengan sistem perdagangan peer-to-peer, konsumen listrik menghemat finansial dan pemilik properti memaksimalkan nilai investasi energi terbarukan mereka.

4. Logistik pangan : Rantai pasokan pertanian adalah sektor lain dimana blockchain memiliki manfaat besar. Sementara digitalisasi rantai pasokan sudah berjalan dengan teknologi seperti komputasi awan, kecerdasan buatan, dan IoT yang memungkinkan objek fisik untuk berkomunikasi – blockchain tampaknya merupakan elemen yang hilang dalam campuranManfaat blockchain pada sistem ini dengan melacak barang dari sumber ke konsumen akhir. Ini memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan para petani.

5. Administrasi pertanahan : Di bidang administrasi pertanahan, dua startup di Ghana sedang menguji solusi blockchain. Manfaat blockchain untuk badan pertanahan nasional dapat memungkinkan orang untuk mencari, mengelola, dan memverifikasi dokumen properti dan tanah seperti rencana pembangunan disekitarnya, dan kepemilikan.
Blockchain bermanfaat untuk Sistem Pendaftaran Tanah Digital yang universal, transparan, tidak berubah, dan menjembatani kesenjangan antara pemerintah dan daerah-daerah yang tidak berdokumen.

6. Identitas digital : Manfaat blockchain ini sangat tepat untuk para badan donasi seperti ACT, Rumah Zakat dan sebagainya. Tujuannya, agar dana titipan dari donatur dapat cepat sampai pada yang berhak menerima dan tidak sempat di pinjam pemerintah untuk pembangunan infrastruktur yang terlalu bombastis.

7. Pelacakan dana : Bidang minat lainnya adalah pengembangan aplikasi untuk melacak dana donor. Aid Tech bekerjasama dengan pemerintah dan LSM untuk memperbaiki arus dan transparansi dana dan layanan kepada orang-orang yang kurang terlayani.

Startup lain yang disebut ‘Disberse’ bertujuan untuk mengurangi salah urus atau penyalahgunaan dana yang berpindah dari donor ke penerima.

Disberse meluncurkan tiga program percontohan yang mengelola dana dengan solusi blockchain mereka dalam pembayaran sekolah di Swaziland, sebuah inisiatif penggundulan hutan di Uganda, dan sebuah proyek energi surya di Filipina.

Popularitas Bitcoin di ranah maya sudah mencapai Indonesia juga. Tantangan demi tantangan terus menghinggapi perkembangan Bitcoin di Indonesia, termasuk yang terakhir pernyataan Bank Indonesia tentang pelanggaran undang-undang jika menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Kami berbincang dengan Oscar Darmawan dari Bitcoin Indonesia tentang perkembangan Bitcoin di tanah air sejauh ini.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebut, bank sentral bakal menerbitkan aturan bagi pelaku layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/ fintech) termasuk e-commerce.
Aturan ini guna melaksanakan prinsip kehati-hatian, menjaga persaingan usaha, pengendalian risiko, dan perlindungan konsumen. Level playing field atau lingkup usaha dengan lembaga keuangan formal juga perlu dijaga. 

Salah satu hal yang diatur dalam aturan tersebut adalah larangan penggunaan mata uang virtual oleh pelaku fintech maupun e-commerce. Pemrosesan mata uang virtual pun dilarang.
"Kami melarang penyelenggara tekfin dan e-commerce serta penyelenggara jasa sistem pembayaran menggunakan dan memproses virtual currency, serta bekerja sama dengan pihak-pihak yang memfasilitasi transaksi menggunakan virtual currency," kata Agus pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (28/11/2017). 

Menurut Oscar, kurang tepat kalau Bitcoin dikatakan melanggar undang-undang karena menurut mereka Bitcoin bukanlah mata uang sebagaimana yang diatur oleh undang-undang tersebut. Bitcoin lebih bersifat sebagai media transfer pada saat digunakan untuk transaksi. Transaksi terjadi berdasarkan sistem barter dengan nilai sekian rupiah. Oscar mengatakan mungkin “emas internet” adalah sebutan yang paling tepat untuk Bitcoin.

Meskipun demikian Oscar tak menutup peluang bagi perkembangan cryptocurrency lain di luar Bitcoin. Menurutnya beberapa cryptocurrency menunjukkan prospek yang menarik dan pihaknya sudah berinvestasi di berbagai jenis coin lainnya.









 http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/29/180600526/bi-larang-fintech-dan-e-commerce-gunakan-bitcoin

https://blog.bitcoin.co.id/komunitas-bitcoin-tentang-perkembangan-bitcoin-di-indonesia/ 

http://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/10/120000126/teknologi-blockchain-teknologi-masa-depan 

https://perantara.net/7-manfaat-blockchain-untuk-dunia/