Sebagai
negara yang sangat luas, Indonesia menghadapi dua tantangan utama di tengah
berkembang pesatnya ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu mendesaknya
keberadaan infrastruktur yang terpadu dan kredibilitas tata kelola berbagai
sektor
Kurangnya
infrastruktur usaha, tingginya kasus korupsi di banyak sektor dan masih kerap
ditemuinya kesalahan manusia (human error) dalam pengelolaan data –
baik di sektor pemerintahan maupun swasta – adalah faktor-faktor yang turut
membentuk reputasi Indonesia di mata masyarakat global.
Teknologi blockchain
dilahirkan sebagai respon atas kekhawatiran sejumlah pihak terhadap cara kerja
software yang tersentralisasi.
Teknologi ini lahir pada
tahun 2009 bersamaan dengan munculnya Bitcoin – mata uang virtual
yang menjadi tren saat ini.
Teknologi blockchain
adalah teknologi yang mendasari berjalannya Bitcoin tanpa bergantung kepada
server terpusat dan dengan demikian terhindar dari risiko downtime.
Sistem blockchain
hadir dengan mengubah pendekatan yang sentralistik menjadi terdesentralisasi.
Pada prinsipnya, teknologi blockchain
mengkondisikan setiap server yang menjalankan software ini membentuk konsensus
jaringan secara otomatis untuk saling mereplikasi data transaksi dan saling
memverifikasi data yang ada.
Teknologi
blockchain memungkinkan konsensus jaringan untuk mencatat dan
memvalidasi setiap transaksi sehingga data yang sudah masuk tidak dapat
dipalsukan, hilang atau rusak sehingga tidak dapat dimanipulasi oleh penyedia
jaringan.
Perbedaannya,
hanya pihak berwenang yang dapat mengakses informasi transkasi di buku kas
bank, sementara transaksi melalui blockchain dapat dilihat oleh semua
pengguna karena informasi yang dikumpulkan juga didistribusikan ke semua orang
yang menjalankan server.
ada perkembangannya,
teknologi blockchain juga dimanfaatkan oleh sektor lain. Sony Global
Education bekerja sama dengan IBM menerbitkan artikel dan ijazah dalam jaringan
blockchain sehingga ijazah tersebut tidak dapat dipalsukan, rusak atau
hilang.
Di sektor kesehatan, penerapannya dilakukan dalam skala yang lebih luas oleh beberapa negara, salah satunya Estonia.
Di sektor kesehatan, penerapannya dilakukan dalam skala yang lebih luas oleh beberapa negara, salah satunya Estonia.
Catatan atau rekam medis satu
pasien di rumah sakit A dapat diakses oleh rumah sakit B ketika pasien tersebut
dirawat di rumah sakit B, dalam waktu singkat karena sudah tercatat dalam
jaringan blockchain.
Di sektor pangan, IBM
melakukan kolaborasi dengan produsen dan distributor makanan untuk mengurangi
kontaminasi dalam rantai suplai global.
Melalui
blockchain, transaksi pangan di seluruh dunia dapat terhimpun secara
masif, sehingga jika terjadi kasus kontaminasi makanan, maka sangat mudah bagi
otorita terkait untuk melacak sumbernya dan melakukan isolasi cepat.
Blockchain
dalam beberapa tahun ke depan dapat diharapkan terimplementasi di pasar negara
berkembang seperti Indonesia dan negara lainnya.
Ujicoba
tersebut berfokus pada aplikasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat miskin.
Saat ini banyak yang sedang mengembangkan dan akan segera meluncurkan Daftar
Dampak, untuk menyediakan tempat penyimpanan prakualifikasi, kasus penggunaan
asli untuk negara-negara berkembang.
Berikut beberapa contoh manfaat blockchain
yang digunakan di beberapa sektor.
1. Jasa keuangan : sektor bergerak tercepat adalah
fintech, atau aplikasi layanan keuangan. Banyak di antaranya ditujukan untuk
orang yang belum tersentuh bank dan tersebar di pelosok. Singapura dan Malaysia
telah menyiapkan peraturan untuk mengembangkan solusi blockchain dengan
bermitra pada penyedia industri dan teknologi. Demikian pula, pemerintah China
sangat mendukung penerapan teknologi blockchain. Manfaat blockchain pada sektor
fintech akan sangat banyak kedepannya.
Beberapa startup fintech di
negara berkembang telah menggali manfaat blockcain untuk kebutuhan layanan
mereka. Sebagai contoh, BitPesa, sebuah jasa sistem pembayaran di Kenya, Afrika
yang sedang tumbuh pesat. Mereka menargetkan pada bisnis agar mudah melakukan
pembayaran kepada karyawan, distributor, dan pemasok.Banqu menggunakan teknologi
blockchain untuk memudahkan transaksi keuangan kepada pengungsi, orang-orang
terlantar, dan orang-orang miskin.
2. Jasa Pengiriman uang : Blockchain tampaknya berpotensi digunakan dalam menurunkan biaya
verifikasi saat menawarkan layanan remittance. Jasa pengiriman uang terus
berkembang, beberapa layanan keuangan berbasis blockchain dapat membantu
menyelesaikan transfer tunai secara mobile tanpa biaya nol.Pengirim uang tunai dapat
memilih jumlah yang akan ditransfer dalam mata uang mereka dan jumlah yang akan
diterima dalam mata uang penerima. Manfaat blockchain untuk
pengiriman uang dengan melakukan desentralisasi. Dengan demikian, seluruh
perusahaan remittance dapat menurunkan biaya jasa pengiriman uang. Khususnya
untuk Indonesia, para jasa remittance dapat lebih bersaing dan mengembangkan
bisnis mereka secara internasional.
3. Perdagangan energi P2P : Sektor lain yang berkembang pesat adalah perdagangan energi peer-to-peer. Sektor bisnis ini menawarkan kesempatan bagi orang miskin untuk mengakses energi terbarukan dan memperdagangkannya.Jika pengguna membutuhkan listrik, mereka hanya menambahkan saldo uang digital untuk membeli listrik dari siapapn yang menjual. Untuk para penjual listrik, saldo dalam dompet mobile bisa digunakan untuk membeli barang di toko-toko lokal.Demikian pula, Australian Power Ledger menggunakan teknologi blockchain untuk memungkinkan individu yang menghasilkan energi dengan energi terbarukan (yaitu atap photovoltaic arrays) untuk menjual listrik surplus ke tetangga mereka. Dengan sistem perdagangan peer-to-peer, konsumen listrik menghemat finansial dan pemilik properti memaksimalkan nilai investasi energi terbarukan mereka.
4. Logistik pangan : Rantai pasokan pertanian adalah sektor lain dimana blockchain memiliki manfaat besar. Sementara digitalisasi rantai pasokan sudah berjalan dengan teknologi seperti komputasi awan, kecerdasan buatan, dan IoT yang memungkinkan objek fisik untuk berkomunikasi – blockchain tampaknya merupakan elemen yang hilang dalam campuranManfaat blockchain pada sistem ini dengan melacak barang dari sumber ke konsumen akhir. Ini memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan para petani.
5. Administrasi pertanahan : Di bidang administrasi pertanahan, dua startup di Ghana sedang
menguji solusi blockchain. Manfaat blockchain untuk badan pertanahan nasional
dapat memungkinkan orang untuk mencari, mengelola, dan memverifikasi dokumen
properti dan tanah seperti rencana pembangunan disekitarnya, dan kepemilikan.
Blockchain bermanfaat untuk
Sistem Pendaftaran Tanah Digital yang universal, transparan, tidak berubah, dan
menjembatani kesenjangan antara pemerintah dan daerah-daerah yang tidak
berdokumen.
6. Identitas digital : Manfaat blockchain ini sangat tepat untuk para badan donasi seperti ACT, Rumah Zakat dan sebagainya. Tujuannya, agar dana titipan dari donatur dapat cepat sampai pada yang berhak menerima dan tidak sempat di pinjam pemerintah untuk pembangunan infrastruktur yang terlalu bombastis.
7. Pelacakan dana : Bidang minat lainnya adalah pengembangan aplikasi untuk melacak dana donor. Aid Tech bekerjasama dengan pemerintah dan LSM untuk memperbaiki arus dan transparansi dana dan layanan kepada orang-orang yang kurang terlayani.
Startup lain yang disebut
‘Disberse’ bertujuan untuk mengurangi salah urus atau penyalahgunaan dana yang
berpindah dari donor ke penerima.
Disberse meluncurkan tiga
program percontohan yang mengelola dana dengan solusi blockchain mereka dalam
pembayaran sekolah di Swaziland, sebuah inisiatif penggundulan hutan di Uganda,
dan sebuah proyek energi surya di Filipina.
Popularitas Bitcoin di ranah
maya sudah mencapai Indonesia juga. Tantangan demi tantangan terus menghinggapi
perkembangan Bitcoin di Indonesia, termasuk yang terakhir pernyataan Bank
Indonesia tentang pelanggaran undang-undang jika menggunakan Bitcoin sebagai
alat pembayaran. Kami berbincang dengan Oscar Darmawan dari Bitcoin Indonesia
tentang perkembangan Bitcoin di tanah air sejauh ini.
Gubernur BI Agus DW
Martowardojo menyebut, bank sentral bakal menerbitkan aturan bagi pelaku layanan
keuangan berbasis teknologi (financial technology/ fintech) termasuk e-commerce.
Aturan ini guna melaksanakan
prinsip kehati-hatian, menjaga persaingan usaha, pengendalian risiko, dan perlindungan
konsumen. Level playing field atau lingkup usaha dengan lembaga
keuangan formal juga perlu dijaga.
Salah satu hal yang diatur
dalam aturan tersebut adalah larangan penggunaan mata uang virtual oleh pelaku fintech
maupun e-commerce. Pemrosesan mata uang virtual pun dilarang.
"Kami melarang
penyelenggara tekfin dan e-commerce serta penyelenggara jasa sistem
pembayaran menggunakan dan memproses virtual currency, serta bekerja
sama dengan pihak-pihak yang memfasilitasi transaksi menggunakan virtual
currency," kata Agus pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta,
Selasa (28/11/2017).
Menurut Oscar, kurang tepat
kalau Bitcoin dikatakan melanggar undang-undang karena menurut mereka Bitcoin
bukanlah mata uang sebagaimana yang diatur oleh undang-undang tersebut. Bitcoin
lebih bersifat sebagai media transfer pada saat digunakan untuk transaksi.
Transaksi terjadi berdasarkan sistem barter dengan nilai sekian rupiah. Oscar mengatakan
mungkin “emas internet” adalah sebutan yang paling tepat untuk Bitcoin.
Meskipun demikian Oscar tak
menutup peluang bagi perkembangan cryptocurrency lain di luar Bitcoin.
Menurutnya beberapa cryptocurrency menunjukkan prospek yang menarik dan pihaknya
sudah berinvestasi di berbagai jenis coin lainnya.
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/29/180600526/bi-larang-fintech-dan-e-commerce-gunakan-bitcoin
https://blog.bitcoin.co.id/komunitas-bitcoin-tentang-perkembangan-bitcoin-di-indonesia/
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/10/120000126/teknologi-blockchain-teknologi-masa-depan
https://perantara.net/7-manfaat-blockchain-untuk-dunia/